Alasan kenapa lagu baru Sheila on 7 ‘Memori Baik’ relate banget sama Milenial, tolong para Gen Z minggir dulu

Agib Tanjung
4 min readNov 26, 2024

--

Sebenarnya tulisan ini khusus buat kamu yang kelahiran 80–90an sih.

Sheila on 7, band kebanggaan Jogja, salah satu band pop legendaris Indonesia, akhirnya merilis karya barunya setelah enam tahun tidak. Terakhir, mereka merilis single ‘Film Favorit’ pada 2018 silam.

Single baru yang berjudul ‘Memori Baik’ itu tepat diperkenalkan ke masyarakat, Sheila Gank khususnya, pada Senin 25 November 2024. Versi audionya sudah rilis sejak dini hari, lalu versi video liriknya menyusul pada sore hari, tepat pukul 16.00 mengudara di YouTube.

Omong-omong, kebetulan aku dipercaya membantu mereka meramu pers rilis atau siaran persnya. Ehe~

Sejak aku diminta menyimak lagu itu pertama kali, rasanya deg-degan. Sebab saat mendengarkan, aku langsung ditemani ketiga personel Sheila on 7 yang tersisa sekarang, yaitu Eross Candra, Adam Subarkah, dan Duta Modjo. Rasanya malah seperti aku yang ‘dihakimi’ sekaligus diawasi. Jujur aku malah sempat khawatir, kalau saat itu aku bilang jelek, apakah aku akan diusir seketika? Haha!

Singkat cerita, siang itu, setengah bulan sebelum lagu ‘Memori Baik’ dirilis, aku dipanggil dadakan oleh mereka. Aku ditelepon Mas Adam dan memintaku untuk segera meluncur ke rumah Mas Duta karena juga ada Mas Eross di sana. Hampir semua tim inti manajemen Sheila on 7 komplet waktu itu. Usai aku diminta presentasi singkat dan ngobrol ngalor ngidul, pertemuan siang itu akhirnya menyepakati bahwa pers rilis ‘Memori Baik’ akan dikerjakan oleh Agib Tanjung. Alhamdulillah.

Tapi lewat tulisan ini aku nggak akan membeberkan semua yang ada di balik karya single ‘Memori Baik’ itu. Sebab, ya semuanya pasti sudah ada di artikel-artikel media online yang tentu saja mengutip dari pers rilis yang aku buat sepanjang enam halaman itu.

Kalau kamu mau, kamu bisa baca versi lengkap isi pers rilisnya di sini.

*

Lewat tulisan ini, sebenarnya tujuan utamaku adalah ingin berbagi kebahagiaan. Terutama buat kamu yang menggemari Sheila on 7 sejak album pertama.

Jika iya, kemungkinan besar kamu adalah generasi 90an, generasi Milenial, yang lahir antara tahun 80an sampai 94 ke atas.

Dan jika kamu masuk kategori keduanya, fans Sheila on 7 dan termasuk generasi Milenial, harusnya kamu bisa langsung auto suka dan bisa dengan cepat menyerap lirik lagunya.

Tema lagu yang dibawa ‘Memori Baik’ ini sangat berbeda dengan materi-materi lagu mereka sebelumnya. Bahkan kalau boleh aku bilang, ini kali pertama Sheila on 7 mulai mengubah tema dalam karya lagu mereka.

Jika sejak album pertama didominasi kisah-kisah asmara, jatuh cinta, sampai patah hati, di lagu ‘Memori Baik’ ini mereka dengan lugas membeberkan tema spesifiknya, yaitu lagu tentang anak. Lagu dari orang tua untuk anaknya.

Kenapa aku bilang relate?

Ya karena, harusnya, kita-kita ini, yang dulunya fans Sheila on 7 album-album lawas, lalu kelahiran 90an, tentu saja saat ini sebagian sudah memiliki anak.

Rasanya relate, berkaitan banget sama kehidupan kita sekarang. Ya nggak sih? Kalau aku sih, memang iya~

Dulu kita menikmati lagu-lagu jatuh cinta atau patah hati dari Sheila on 7 karena memang kita sedang pada masanya. Ya pacaran, ya balikan, pacaran lagi, putus lagi. Semua suka duka yang kita rasakan saat masa-masa sekolah tentu ditemani dan dihibur oleh lagu-lagu Sheila on 7.

Tapi kalau sekarang? Rasanya akan lebih terharu karena kondisi kita sudah sangat berbeda. Itu yang aku rasakan.

Lagu ‘Memori Baik’ ini awalnya memang representasi Mas Eross, Mas Duta, dan Mas Adam yang makin menua dan sadar bahwa anak-anaknya sudah beranjak dewasa, lalu perlahan akan meninggalkan mereka. Seakan mereka tak siap untuk tua dan ingin terus menjalani momen-momen menyenangkan bareng anak-anaknya lagi. Padahal, semua kenangan itu sudah menjadi memori untuk mereka.

Semua pesan itu sangat tersampaikan lewat video lirik ‘Memori Baik’. Foto-foto dan potongan video mereka dengan anak-anaknya saat masih kecil terasa sangat emosional.

Eross, Duta, dan Adam ingin menyampaikan pada semua orang, bahwa mereka sama saja seperti kita-kita ini. Takut akan hari esok. Ada kecemasan besok semuanya bisa berubah. Maka dari itu mereka selalu menguatkan diri masing-masing dengan memori-memori baik ketika bersama keluarga, terutama anaknya.

Buat aku pun sama. Aku yang kini punya dua anak, meski belum dewasa, tapi rasanya sudah sedih dan khawatir jika suatu hari nanti mereka akan pergi meninggalkanku dan ibunya. Tentu saja itu pasti akan terjadi.

Salah satu potongan liriknya, “Ternyata semua bertumbuh pada akhirnya..” menjadi pengingat bahwa anak-anak kita nanti akan dewasa dan meninggalkan kita demi meneruskan kehidupan barunya. Sungguh emosional sekali.

Jadi, sebagai generasi 90an yang kini sudah bapak-bapak, aku sangat relate dengan lagu ‘Memori Baik’ itu. Lagu ini akan selalu jadi penyemangat untuk membahagiakan anak-anakku sampai pada waktunya. Lagu ini juga akan jadi pengingat bahwa waktu tak bisa diulang kembali.

Mumpung masih ada kesempatan, doakan dan bahagiakan anak-anakmu selalu, agar nanti bisa jadi selalu memori baik di masa depan.

Amin.

Terima kasih Sheila on 7, terima kasih Mas Eross, Mas Adam, dan Mas Duta. Terima kasih karena karya-karya kalian masih selalu relate sejak aku remaja sampai kini dewasa.

_

Tepukan 👏🏻 dan komentar 💬 pembaca membuat penulis merasa termotivasi dan semakin bersemangat menulis lagi. Matur nuwun! 🙏🏻

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

Agib Tanjung
Agib Tanjung

Written by Agib Tanjung

budak korporat sebagai penyunting teks, pengampu tim media sosial dan video. kadang menjelma menjadi rockstar saat akhir pekan.

Responses (1)

Write a response