GUITARFRIEND, album kompilasi persahabatan musisi Alamanda Musicorner
Andai saja album ini dulu bisa meledak di pasar nasional~

Medio 2015 silam, ada satu album musik berkualitas yang datang dari Jogja. Album ini kompilasi, isinya belasan musisi-musisi top Jogja yang sebagian besar namanya sudah dikenal luas di industri musik Indonesia.
Meski sudah lima tahun berlalu, aku merasa perlu membagikannya kepada kalian semua. Pokoknya ini album bagus dan layak dengar sepanjang masa.
Album berisi 16 lagu itu diberi judul 'GUITARFRIEND (Love, Story & Passion) besutan musisi-musisi yang dulunya nongkrong, berproses, berkarya di Alamanda Musicorner. Sekadar diketahui, Alamanda Musicorner adalah salah satu studio musik latihan dan rekaman yang cukup laris era 2000-an di Jogja. Namun sayang, studio beserta komunitasnya harus bubar jalan sekitar tahun 2008 karena banyak hal.
Ada nama-nama besar di dalam album itu. Sebut saja Eross Candra (Sheila On 7), Pongki Barata dan Icha Mirza Hakim (eks Jikustik), Iwan Tanda (The Rain), Tomo Widayat (Newdays, Everlong, Sheila On 7), dan beberapa nama kondang lainnya.

Sesuai dengan judul albumnya, mereka yang mengisi di album ini -sebenarnya- harus menciptakan lagu khusus instrumental gitar saja. Ya wajar saja, di Alamanda lebih dominan gitaris, ketimbang bassis, drummer atau vokalis.
Tapi ada 2 track yang berbeda. Bukan instrumental, tapi lagu dengan isian vokal. Satu dari Pongki Barata dan Icha Mirza Hakim berduet menyanyikan lagu 'Kawan Aku Pulang', disusul Julia (Laquena) menyanyikan lagu 'Melawan Perih' ciptaan Pongki Barata.
Secara pribadi, dari 16 lagu yang ada aku hanya menyukai 5 lagu saja. Ya semua bagus, tapi khusus 5 lagu dari 5 orang ini langsung 'nancep' aja di telinga, ketika pertama kali aku mendengarkannya.
Intinya kelima lagu itu pas dengan suasana hatiku pada saat itu, bahkan tak pernah membosankan jika diputar ulang di masa sekarang. Apa saja? Oke, aku kasih reviewnya ya. Tapi tipis-tipis aja~
—
1. Jakarta Senin Pagi Agak Siangan Dikit
Lagu pertama yang langsung jadi favoritku adalah milik Iwan Tanda gitaris The Rain.
Bagiku pribadi, lagu bertempo cepat ini sarat akan semangat untuk seseorang yang 'terpaksa' harus tinggal di ibu kota untuk mengais rezeki. Tahu sendiri kan, Jakarta kerasnya seperti apa? *halah
Karena aku sudah mengalami bekerja di Jakarta selama dua tahunan, aku merasa langsung klop ketika mendengarkan lagu ini.
Tapi kalau kamu suka dengan lagu-lagu The Rain, jangan kecewa ketika mendengarkan lagu ini. Sebab di lagu ini Iwan Tanda akan banyak mengeluarkan jurus gitar dan notasi unik yang mungkin tak bisa ditemukan di lagu-lagu The Rain. Ciamik!
2. The Night Animals
Sebagai seorang Kamtis Family sejati, aku merasa ‘haram’ jika tak mengidolakan lagu instrumental karya Dory Soekamti ini.
Di lagu The Night Animals, aku masih bisa merasakan aura Endank Soekamti di setiap bulir-bulir notasinya. Ceria dan bersemangat, di lagu ini aku merasa Dory mempresentasikan rutinitas energi hebat teman-temannya yang mirip 'hewan malam', selalu bersenang-senang berkumpul di Alamanda atas nama persahabatan.
3. The Day
Kalau lagu ini sudah harga mati harus ku bela sepanjang masa. The Day ini adalah lagu instrumental emosional karya Harsha Tanjung. Ya, kakakku sendiri~
Tapi selain alasan karena itu lagu milik kakakku, The Day ini satu-satunya lagu dengan ketukan 3/4 atau 6/8. Emosinya berbeda daripada lagu-lagu dengan beat standar 4/4. Menurutku sih, demikian. Keren dan punya ciri khas sendiri.
Di lagu ini, aku menangkap bahwa kakakku ingin menceritakan fase aktivitasnya saat pagi hingga sore, kemudian digambarkan secara notasi gitar bahwa malam harinya akan ‘habis’ di satu tempat bernama Alamanda bersama sahabat-sahabat terbaiknya. Emosional sampai akhir lagu!
4. Salamander
Berbeda dengan lagu-lagu lain di GUITARFRIEND, Salamander karya Tama Wicitra ini justru menonjolkan sisi aransemen elektroniknya. Lagu ini cocok diputar di pagi hari usai kamu mandi. Segar dan memantik semangat untuk menghadapi rintangan sampai malam.
Meski sebenarnya punya skill gitar mumpuni, gitaris grup band BRE ini menawarkan kegembiraan di setiap detail aransemennya. Tanpa melodi gitar yang meliuk-liuk, Tama sukses bikin album GUITARFRIEND makin variatif. Sebab mayoritas lagu lainnya tampak lebih menonjolkan skill saat bermelodi tulit-tulit.
5. Sentimental Twilight
Nah, aku menyebutnya sebagai Lord Tomo. Gitaris rujukan yang sudah ku anggap sebagai kakakku sendiri.
Sentimental Twilight ini lagu jagoanku nomor satu di album GUITARFRIEND. Sepanjang lagu, harmonisasi gitar Tomo Widayat sangat emosional dan mencekam. Bikin perasaanmu campur aduk ketika memperhatikan detail perpindahan part ke part selanjutnya.
Kepadaku, Tomo pernah bercerita. Lagu ini khusus menceritakan rutinitas hariannya yang selalu klimaks di Alamanda. Dijamin, lagu ini sangat menguras emosi jika kamu dengarkan sebelum tidur. Coba saja, pejamkan mata, pakai earphone kesayanganmu. Simak sampai selesai.
"Jadi dari awal mulai lagu itu, aku mulai menyalakan sepeda motorku usai menunaikan sholat maghrib. Kemudian dilanjutkan dengan adegan aku pamit pada orang rumah untuk pergi. Aku susuri jalanan Wirobrajan hingga akhirnya aku sampai ke studio Alamanda di daerah gemerlap Gejayan. Aku habiskan malam di sana bersama teman-teman dan pulang dini hari, sebagai penanda lagu itu sudah selesai," kata Tomo beberapa tahun lalu.
Lalu bagaimana dengan lagu-lagu lainnya? Silakan meluncur ke gerai musik digital terdekat dan dengarkan semua jika kamu penasaran. Spotify misalnya.
Atau alternatif lainnya, kamu juga bisa temukan lagu-lagu album ini di akun Soundcloud alamandacorner. Sikat!
—
#31HariMenulis
Jumat 8 Mei 2020