Ngobrol sama Momo soal kelanjutan Parabiru dan ‘Captain Jack Perjuangan’

Agib Tanjung
5 min readMay 1, 2020

--

Semoga bisa menjawab rasa penasaran Monster Jacker dkk

foto: hendy winartha — @fndkbl (pembuatan video klip single ‘superhero’)

Terbentuk September 2016, sudah menetaskan tiga single, baru sempat dua kali manggung, lalu ngilang begitu saja. Bahkan belakangan diketahui kalau channel YouTube-nya juga sirna tak berbekas. Ya, itulah dia, Momo dan Parabiru.

Buat yang belum ngerti, Momo dan Parabiru adalah proyekan musiknya Momo usai dia hengkang dari grup band yang sudah membesarkan namanya sejak 1999 silam, Captain Jack.

Singkat cerita, setelah meninggalkan Captain Jack, Momo kemudian mengajakku untuk membantu bermain bass di proyek musik terbarunya itu. Ada juga Zuhdil -eks gitaris Captain Jack-, dan Aulya Khan (Uly) pada posisi drum.

Menurutku sih, pencapaiannya sudah cukup memuaskan ketika dulu awal terbentuk. Sayangnya cuma berjalan sebentar karena satu dua hal besar yang susah banget diurai satu per satu masalahnya di dalam tulisan ini. Ya udah lah ya, pokoknya gitu. Udah lewat juga. Tapi tenang, kami berempat tetap baik-baik saja, senantiasa sehat gembira apa adanya.

Panggung pertama Momo dan Parabiru adalah Ngayogjazz 2016 dan panggung keduanya di pagelaran Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2019. Dari dua panggungan itu saja sudah bisa ditebak kan, gimana progress-nya? Lha jaraknya tiga tahun sendiri e~

Memang sebenarnya dari panggungan Ngayogjazz 2016 sampai FKY 2019 itu semua personelnya sangat jarang ketemuan. Materi yang sudah tergarap sampai 14 lagu sudah siap mengudara. Kami juga sempat akan menambah satu single lepas yang rencananya nggak akan masuk bareng belasan lagu itu. Tapi ya gitu. Gagal lagi gagal lagi son. Padahal terakhir rapat, mereka sepakat bahwa nantinya proyekan musik itu akan menyederhanakan namanya menjadi ‘Parabiru’ saja, tanpa embel-embel ‘Momo’ lagi. Tujuannya apa? Ya biar jelas kalau itu grup band, bukan solo, dan biar nggak dikira terkesan seperti Andra and The Backbone.

Hingga pada akhirnya, ya sudah, keempat personel itu menganggap bahwa karya-karya keren Momo dan Parabiru sepertinya memang belum saatnya dipamerkan ke khalayak ramai. Momo sibuk mengajar di Jogja Audio School, Agib tetap dengan pekerjaan hariannya sebagai redaktur ecek-ecek dan pusing sama bandnya sendiri (ALTER\EGO), Zuhdil si ahli IT masih berkutat 24 jam dengan proyek kantornya, dan Uly memutuskan hijrah ke ibu kota menjadi session player saja.

Dari situlah, timbul pertanyaan dari teman-teman pemuja Momo dan kawan-kawan musisi Jogja, ‘Momo dan Parabiru gimana nih? Kok malah stop, nggak kedengeran lagi?’. Kalau kamu penasaran, aku pun demikian. Karena kalau ketemu Momo, kami justru tak pernah membahas Parabiru. Momo lebih kerap mengajakku diskusi tentang hal lain di luar musik. Ngrasani kancane misale. Ups!

Tapi kali ini, aku coba untuk bertanya kepada Momo tentang kelanjutan Parabiru ini. Karena aku yakin dia akan pusing jika dipaksa untuk menjelaskannya. Mengingat akhir 2019 lalu, Momo bersama beberapa mantan personel band lamanya (Captain Jack) menggelar konser reuni dua kali sekaligus, di Pontianak dan Jogja. Konsentrasinya jelas akan bercabang lagi dalam beberapa waktu ke depan. Karena konon kabarnya, Momo bersama Zuhdil, Ismeth dan Andi Babon akan bergabung lagi. Mereka bakal mengeluarkan karya lagi dan tentu saja nama band baru yang masih dirahasiakan sampai sekarang.

***

Parabiru tidak bubar, tapi hiatus

foto: dok pribadi (panggung pertama momo dan parabiru di ngayogjazz 2016)

Ngalor ngidul Momo akhirnya menjelaskan kepadaku. Dia sedikit resah memang. Di obrolan awal, frontman Parabiru ini juga mengaku kebingungan ketika tiba-tiba ku cecar dengan satu dua pertanyaan serius. Ha! Bubar apa nggak, masih jalan atau nggak, terus enaknya gimana bla bla bla~

Menurut Momo, Parabiru harus di-pending dulu, karena dia akan konsentrasi kepada materi-materi baru ‘Captain Jack Perjuangan’ (CJP). *mohon maaf, istilah ini aku putuskan sendiri. salahe durung ono jeneng anyare~

Jadi, sudah terjawab ya, pertanyaan awalnya.. Para pemirsa Monster Jacker, Kembara Biru, atau apapun itu yang mengidolakan serta mendukung Momo selalu. Begini jawaban lengkapnya….

“Anggaplah (Parabiru) hiatus lah. Karena aku melihat situasi dan kondisi seperti sekarang, nilai-nilai yang peaceful aku anggap tidak terlalu sedang dibutuhkan orang. Bukan untuk sekarang ini konten-konten seperti Parabiru bisa masuk ke telinga dan inspirasi orang,” jawab Momo.

Momo beranggapan bahwa saat seperti sekarang ini yang dibutuhkan adalah bagaimana caranya memprovokasi orang untuk bisa berpikir lebih jauh, lebih tajam dan liar. Harus sadar dengan cara yang lebih keras, bukan dengan cara halus kaya akan nilai seperti lirik-lirik di Parabiru.

“Karena menurutku Parabiru itu lebih bertutur, bercerita, based on empathy. Lirik dan musiknya bisa kasih nilai, ajak pendengar untuk lebih santai berpikir. Kalau bahasa Jawanya, alusan,” ujar Momo sembari menghisap kreteknya.

“Tapi kalau untuk CJP, lebih kasar karena liriknya bakal lebih keras (daripada Captain Jack terdahulu), tanpa tedeng aling-aling, lebih ‘napuk’ kalau istilah Jawanya. Nantinya aku juga nggak akan segan lagi kalau mau kasih lirik ‘Bajingan kowe, asu kowe!’, dan seterusnya. Misalnya seperti itu,” tambahnya.

***

Rencana ‘Captain Jack Perjuangan’

foto: denny marhendri (backstage konser reuni ‘titik balik’ eks personel captain jack, desember 2019)

Di akhir obrolan, Momo juga membeberkan akan segera merilis karya-karya barunya bersama dengan CJP. Tentunya juga dengan nama baru yang menurutnya tak lama lagi akan diumumkan tipis-tipis via Instagram gitu.

“CJP aku targetkan harus rilis akhir tahun 2020 ini. Sekarang sudah ada tujuh lagu, satu sudah jadi. Mei ini akan nambah (materi lagu) dan semoga bisa timingnya tepat. Akhir tahun kami keluarkan semua lagunya jadi album,” kata dia.

Namun tanpa melupakan Parabiru, Momo juga punya bayangan bakal tetap merilis semua karya ‘alusan’ di proyekannya itu. Tapi perlahan sembari menunggu CJP rilis duluan. “Kemungkinan menurutku yang paling masuk akal ya pertengahan 2021 lah (Parabiru rilis album),” ujar Momo menutup obrolan sembari meremas bungkus kreteknya yang sudah kosong.

-

Nah, sudah jelas kan, sekarang? Parabiru akan tetap rilis karyanya, tapi menunggu dulu karya baru dari CJP. Suwe? Iya, isih suwe guys. Tahun ngarep e~

Tapi dari semua penjelasan Momo itu, aku mengamini semuanya kok. Secara pribadi aku setuju jika Momo harus mengutamakan CJP-nya dulu. Kenapa? Karena menurutku keburu momennya ‘hilang’ kalau kesuwen lagi. Akibatnya mereka juga akan kehabisan energi di tengah jalan. Aku juga nggak rela sih, ketika nanti CJP nasibnya jadi mirip-mirip Parabiru. Eman. Materine sangar-sangar, yakin wis. Sound bass-e opo meneh, mbois pol. Dewasa dan mengayomi.

Ya, gitu ya. Semoga bisa memberi jawaban, pencerahan kepada kalian semua penggemar Momo, Captain Jack, sekaligus Parabiru.

Kalau aku sih sepele aja, wong dua-duanya yang ngisi bass juga aku semua. Pokokmen aku melu. Opo sing iso tak ewangi, yo pasti tak tandangi. Sing penting ngebass terus. Main musik terus. Ehe~

#31HariMenulis
Jumat 1 Mei 2020
Ditulis 03.55 WIB jelang imsak

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

Agib Tanjung
Agib Tanjung

Written by Agib Tanjung

budak korporat sebagai penyunting teks, pengampu tim media sosial dan video. kadang menjelma menjadi rockstar saat akhir pekan.

No responses yet

Write a response