Nostalgia musik Jogja 2000-an lewat lagu ‘Bantu Aku’ dari Some Island

Agib Tanjung
5 min readJan 10, 2021

Tak cuma single, nantinya proyek musik ini akan direalisasikan menjadi album musik kolaborasi berjudul Golden Wish

Sebagian penikmat musik Tanah Air harusnya sepakat jika menyebut musik era 2000-an masih yang terbaik sampai kini. Apalagi jika mau mundur lagi ke belakang, khususnya lagu-lagu 90-an.

Tapi dalam tulisan ini akan dibahas tipis-tipis musik era 2000-an saja. Di tahun itu banyak musisi solo, grup band Indonesia yang lagu-lagunya memang masih berkesan sampai sekarang. Sebut saja seperti Sheila On 7, Jamrud, Peterpan, Ungu, Naff, Jikustik, The Rain dan seterusnya. Nggak mungkin dong, kamu nggak ngerti sama sekali, atau barangkali kesusahan nyebutin paling nggak satu sampai dua lagu andalan dari mereka, ya kan?

Kalau mau lebih spesifik lagi, di Jogja juga banyak melahirkan grup band berkualitas di era 2000-an. Selain nama besar Sheila On 7, Jikustik, Seventeen, dan The Rain, masih ada beberapa grup berbahaya seperti misalnya Bre, Newdays, Sophie, E’snanas, Mondayz, Endank Soekamti, CC Line, Kasumba, Neto, Shakey, Coolkhas, Jogiest dan beberapa nama beken lainnya. Band-band itu bisa dianggap sukses karena sempat menginvasi panggung musik nasional yang puncaknya pada periode 2003–2005.

Uniknya, sadar atau tidak sadar, lagu-lagu era 2000-an di Jogja temanya pasti tak jauh dari asmara, lebih tepatnya putus cinta atau sakit hati. Dari segi aransemen dan sound design-nya bisa dibilang lebih sederhana daripada musik-musik kekinian (sebutlah era 2010 ke atas sampai sekarang). Susunan lirik lagu-lagu era 2000-an tidak lebay dan secara kualitas audio juga tidak bikin telinga cepat lelah ketika didengarkan berulang-ulang.

Nah, baru-baru ini di Jogja muncul grup band baru bernama Some Island. Namanya terdengar unik? Atau malah aneh?

Jadi, Some Island ini berisi gabungan para musisi yang berkeinginan bernostalgia dengan vibe, nuansa, musik-musik ala 2000-an, khususnya di Jogja sendiri. Semua personelnya pun bukan nama-nama baru, tapi ya nggak lawas-lawas banget juga.

Some Island beranggotakan Agung Prasetyo alias Ompong Larashati (vokal), Ardhani ‘Buzzbanditz’ (bass), Anshar Aziz alias Ancal (gitar), Gilang Rizqi (gitar), Tebo Riyadi (keyboard), dan Finno Hidayat (drum). Mereka mengklaim mengusung genre pop romantic nuansa 2000-an dan merilis single perdana berjudul Bantu Aku.

artwork oleh wawak (@wawakzk)

Lagu ini diciptakan oleh Ompong sang vokalis. Menurutnya tema lagunya memang standar seperti banyak lagu percintaan, yakni soal perasaan pupus yang pernah dirasakan laki-laki atau perempuan saat didera badai asmara. Namun bedanya, musiknya sebisa mungkin dikemas dengan rasa-rasa musik era 2000-an.

Nama Some Island diambil dari pelesetan nama daerah Sompilan, yang kebetulan menjadi basecamp sekaligus tempat produksi rekaman lagu-lagu mereka.

“Di sana (Sompilan) tempat kami workshop dan finishing lagu,” ujarnya.

-

Berawal dari Golden Wish

Awal November 2019 lalu, ada konser reuni Newdays dan Sophie. Panggung musik yang diusung secara mandiri oleh beberapa pelaku musik Jogja itu juga menampilkan proyek kolaborasi gembira para musisi yang dibentuk khusus untuk membuka penampilan dua grup band legendaris Jogja itu. Nama acaranya adalah BROKEN HEART RADIO CLUB.

Jadi, sebelum Newdays dan Sophie naik panggung, ada satu grup band pembuka yang berisi 14 musisi campuran yang bernama Golden Wish. Mereka tampil secara keroyokan dan bergantian satu sama lain membawakan lagu-lagu terbaik Indonesia era 2000-an. Ya, tujuannya memang untuk menghangatkan suasana terlebih dahulu, agar penonton yang datang juga flash back dengan nuansa musik yang segar kala itu.

Nah, Some Island ini sebenarnya merupakan proyek lanjutan dari Golden Wish.

Menurut komandan serta leader dalam proyek ini, Agung ‘Ompong’, usai single Bantu Aku dari Some Island, akan diluncurkan lagi single baru lainnya dari para 14 personel lainnya yang dulunya ada di Golden Wish.

“Some Island ini kan istilahnya cuma ‘pembuka’ saja. Meski cuma proyek senang-senang, sesudah acara Broken Heart Radio itu bubar, Golden Wish memang didukung penuh oleh rekan-rekan musisi Jogja untuk membuat karya sendiri, tapi syaratnya harus dengan cita rasa karya 2000-an, agar punya diferensiasi dengan grup band lainnya,” kata Ompong.

Nantinya menurut Ompong, Golden Wish ini akan direalisasikan menjadi album dari lagu-lagu ciptaan yang diramu bareng-bareng oleh 14 personel itu. Soal kualitas, aransemen, dan sound design, semuanya tetap ada di bawah kendali Tomo Widayat (Newdays, Everlong, NYK Guns, additional player Sheila On 7) dan Tutoet Daru (drummer Everlong, ROKET).

“Sampai semua lagu cukup untuk jadi album, semuanya tetap dikontrol penuh oleh Tomo. Secara produksi juga akan dijaga kualitasnya oleh Tutoet di departemen sound engineer,” ujarnya.

Sampai tulisan ini dibuat, menurut Ompong, sampai sekarang sudah ada sekitar enam lagu lainnya yang sudah mulai masuk proses produksi. Jika sudah terkumpul minimal sampai 10 lagu, nantinya akan segera dirilis menjadi satu kesatuan di album dengan bendera Golden Wish. Namun kemungkinan lainnya, Ompong dan kawan-kawan akan merilis mini album (EP) terlebih dahulu, yang isinya cuma lima lagu saja.

“Jadi di Golden Wish ini semuanya boleh menciptakan lagu, sebanyak-banyaknya, boleh mengisi lagu yang mana saja, membuat ‘bendera’ sendiri seperti Some Island meski orangnya cuma itu-itu saja, tapi dengan catatan harus dengan rasa musik 2000-an. Setelah nanti dirasa cukup jumlah lagunya, kami akan segera rilis jadi album saja,” papar Ompong sembari tersenyum.

Ompong menambahkan, sebenarnya Golden Wish ini konsepnya serupa dengan album Evergreen yang pernah ngetop di dekade 70-an misalnya. Di album Evergreen biasanya berisi love song atau lagu-lagu cinta dari beberapa band terpilih.

“Harapannya kan seperti itu (Evergreen). Saya dan teman-teman inginnya mengabadikan musik 2000-an yang sarat dengan tema cinta, sederhana, yang lagunya itu timeless, bisa didengarkan kapan saja,” pungkas Ompong.

-

Support total dari Bagoes Kresnawan dan Ari Hamzah

Selain ada nama Tomo Widayat di balik proyek musik ini, masih ada dua sosok penting yang sejak awal juga mendukung penuh pergerakan Some Island hingga Golden Wish. Mereka adalah Bagoes Kresnawan (drummer ALTER\EGO, video maker, founder Hunting Pasar Indonesia) dan Ari Hamzah (drummer Fun as Thirty, founder Frogstone).

Dalam proyek ini, Bagoes berkomitmen mendukung penuh segala konten visual utama dari karya-karya lagu Golden Wish. Bersama tim kecilnya di Gelora Abadi Sentosa (GAS.ID), Bagoes pertama kali ‘urun rembug’ di lagu Bantu Aku dengan menggarap video klipnya.

“Sejak awal saya diminta untuk membantu (bikin video klip), saya nggak banyak mikir. Pokoknya sikat! Karena isinya juga teman-teman baik saya semua. Nantinya di lagu-lagu berikutnya sampai album Golden Wish terealisasi, saya masih akan menggarap semuanya, syukur sampai albumnya selesai, semuanya bisa dibikinkan videonya,” kata Bagoes terkekeh.

Senada dengan Bagoes, Ari Hamzah dalam proyek ini bertanggung jawab sebagai pihak yang mendistribusikan karya-karya lagunya secara digital di bawah bendera Frogs Records. Mengingat zaman sekarang semua karya lagu ‘wajib’ dipajang di gerai-gerai musik digital agar mudah dicari dan abadi.

“Jadi di 2021 ini, Frogs Records akan lebih banyak merilis karya musik dari teman-teman daripada tahun-tahun lalu. Mulai tahun ini kami akan lebih trengginas membantu teman-teman, khususnya musisi Jogja untuk mengabadikan, mendistribusikan karya mereka via digital. Salah satunya ya teman-teman di Some Island ini,” pungkas Ari dengan mantap.

-

Lagu Bantu Aku dari Some Island ini sudah bisa dinikmati di YouTube dan gerai-gerai musik digital sejak Sabtu 9 Januari 2021

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Agib Tanjung
Agib Tanjung

Written by Agib Tanjung

budak korporat sebagai penyunting teks, pengampu tim media sosial dan video. kadang menjelma menjadi rockstar saat akhir pekan.

No responses yet

Write a response